Inews Nanga Bulik – Sengketa lahan antara warga Desa Talekoi, Kecamatan Campalagian, dengan pihak PT Dahlia Biru akhirnya menemukan titik terang. Dalam proses mediasi yang difasilitasi oleh pemerintah daerah, perusahaan tambang nikel tersebut menyatakan kesediaannya untuk memenuhi hak tali asih kepada warga yang terdampak aktivitas perusahaan di wilayah tersebut.
Mediasi Berlangsung Kondusif
Pertemuan mediasi yang digelar di aula Kantor Kecamatan Campalagian berlangsung kondusif dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, Kapolsek Campalagian, Danramil, tokoh masyarakat, serta perwakilan warga Desa Talekoi.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan PT Dahlia Biru menyampaikan komitmen perusahaan untuk menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar lokasi tambang dan memastikan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
“Kami datang dengan niat baik. Semua yang menjadi hak masyarakat akan kami penuhi sesuai kesepakatan, termasuk tali asih yang telah dibicarakan bersama pemerintah dan tokoh masyarakat,” ujar perwakilan perusahaan.
Warga Sambut Baik Komitmen Perusahaan
Perwakilan warga Talekoi menyambut baik hasil mediasi tersebut. Mereka mengapresiasi langkah cepat pihak perusahaan dan pemerintah daerah yang mau turun tangan menyelesaikan persoalan ini secara damai.
“Selama ini kami hanya ingin kejelasan. Dengan adanya kesepakatan ini, kami berharap hubungan warga dan perusahaan bisa berjalan baik dan saling menghormati,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Desa Talekoi.
Warga juga menegaskan bahwa mereka tidak menolak investasi atau kegiatan usaha, selama hak-hak masyarakat tetap dihargai dan tidak ada pihak yang merasa dipinggirkan.
Baca juga: Kawan Lama Group Resmikan Lima Gerai Sekaligus di Duta Mall Palangka Raya
Pemerintah Dorong Penyelesaian Damai
Camat Campalagian yang turut hadir dalam mediasi mengatakan bahwa pemerintah daerah berkomitmen menjadi penengah agar semua pihak dapat menemukan solusi terbaik tanpa harus menempuh jalur hukum.
“Mediasi ini kami fasilitasi agar tidak ada gesekan di lapangan. Prinsipnya, semua harus berjalan sesuai aturan dan saling menghormati. Pihak perusahaan juga sudah menyatakan akan memenuhi kewajiban tali asih bagi warga,” jelasnya.
Ia menambahkan, penyelesaian damai ini menjadi contoh positif bagaimana konflik lahan dapat diatasi dengan komunikasi dan itikad baik dari kedua belah pihak.
Kesepakatan dan Tindak Lanjut
Dalam hasil kesepakatan mediasi, PT Dahlia Biru akan segera mendata kembali jumlah warga yang berhak menerima tali asih sesuai dampak lahan yang digunakan. Proses pembayaran akan dilakukan secara transparan dengan pendampingan dari pihak pemerintah desa dan aparat keamanan.
Selain itu, disepakati pula pembentukan tim kecil yang terdiri dari perwakilan warga, pihak perusahaan, dan unsur pemerintah untuk memantau pelaksanaan kesepakatan tersebut agar berjalan sesuai rencana.
“Kami akan kawal bersama agar prosesnya adil, terbuka, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujar salah satu anggota tim mediasi.
Harapan untuk Hubungan Harmonis ke Depan
Dengan tercapainya kesepakatan ini, pemerintah daerah berharap hubungan antara PT Dahlia Biru dan masyarakat Desa Talekoi dapat semakin baik. Pihak perusahaan juga diminta lebih aktif dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab sosial (CSR).
“Kami menginginkan ke depan tidak ada lagi konflik. Justru perusahaan harus menjadi mitra pembangunan di wilayah ini,” kata Camat Campalagian.
Sementara itu, PT Dahlia Biru menyatakan komitmennya untuk terus membangun kepercayaan dengan masyarakat dan beroperasi sesuai prinsip keberlanjutan lingkungan.
“Kami ingin tumbuh bersama masyarakat Talekoi. Investasi ini bukan hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk kesejahteraan bersama,” tutup perwakilan perusahaan dengan optimistis.
