Inews Nanga Bulik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas mengakui bahwa akses sulit menjadi tantangan utama dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa wilayah. Kondisi medan yang berat dan lokasi kebakaran yang terpencil membuat proses penanganan menjadi lambat, sehingga potensi kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi meningkat.
Kepala BPBD Kapuas, H. Ridwan, menjelaskan bahwa sebagian besar titik karhutla berada di hutan produksi dan lahan gambut, yang sulit dijangkau oleh alat berat maupun kendaraan pemadam kebakaran. Selain itu, kondisi cuaca panas dan angin kencang memperburuk penyebaran api.
“Medan sulit membuat tim kami harus berjalan kaki dengan membawa peralatan seadanya. Hal ini tentu menghambat kecepatan pemadaman,” ujar H. Ridwan, Kamis (17/10).
Koordinasi dengan Berbagai Pihak
BPBD Kapuas menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor untuk menangani karhutla secara efektif. Selain tim internal, pihaknya juga bekerja sama dengan TNI, Polri, Manggala Agni, dan relawan masyarakat.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kerja sama dengan berbagai pihak sangat krusial, terutama saat api meluas dan membutuhkan penguatan personel di lapangan,” jelas H. Ridwan.
Pihak BPBD juga mengerahkan helikopter water bombing untuk menjangkau lokasi kebakaran yang tidak dapat dicapai melalui jalur darat. Namun, ketersediaan helikopter dan sumber air menjadi tantangan tambahan.
Dampak Karhutla
Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menimbulkan asap tebal yang mengganggu kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi lokal. Beberapa desa di Kecamatan Kapuas Tengah dan Pulau Petak mengalami gangguan akibat kabut asap, termasuk sekolah diliburkan sementara dan aktivitas perdagangan menurun.
“Anak-anak dan warga rentan seperti lansia sangat terdampak. Kami terus mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker dan membatasi aktivitas di luar rumah,” kata H. Ridwan.
Baca juga: Mediasi Lahan Talekoi, PT. Dahlia Biru Bersepakat Penuhi Hak Tali Asih Kepada Warga
Upaya Pencegahan
Selain penanganan langsung, BPBD Kapuas juga menekankan pencegahan karhutla melalui sosialisasi kepada masyarakat. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:
-
Patroli terpadu di wilayah rawan kebakaran, terutama lahan gambut dan perkebunan.
-
Edukasi cara membakar lahan yang aman dan larangan membakar hutan sembarangan.
-
Monitoring cuaca dan kelembaban tanah untuk memprediksi titik rawan kebakaran.
“Kami berharap masyarakat bisa menjadi mitra aktif dalam pencegahan karhutla. Kesiapsiagaan bersama lebih efektif daripada penanganan setelah api membesar,” tegas Ridwan.
Harapan ke Depan
BPBD Kapuas berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas personel, alat, dan koordinasi agar pemadaman karhutla lebih cepat dan efektif. Mereka juga mendorong pemerintah pusat untuk membantu penyediaan peralatan modern dan akses transportasi ke lokasi-lokasi terpencil.
“Kami ingin Karhutla dapat dicegah dan dampaknya diminimalkan. Tapi hal itu membutuhkan dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha yang memiliki lahan di kawasan rawan,” pungkas Ridwan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Kapuas dapat mengurangi risiko karhutla sekaligus menjaga kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.















