Inews Nanga Bulik– Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menegaskan komitmennya dalam mendukung terwujudnya Indonesia Sehat 2045, melalui peningkatan layanan kesehatan, penguatan fasilitas, serta percepatan transformasi sistem kesehatan daerah. Langkah ini sejalan dengan visi nasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi pada usia emas 2045.
Komitmen tersebut disampaikan dalam kegiatan evaluasi dan sinkronisasi program kesehatan daerah yang digelar di Palangka Raya pada Rabu.
Fokus pada Enam Pilar Transformasi Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kalteng menegaskan bahwa pihaknya akan mengakselerasi program prioritas berbasis enam pilar transformasi kesehatan, yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI.
“Kalteng harus bergerak lebih cepat. Kita ingin memastikan setiap langkah pembangunan kesehatan benar-benar sejalan dengan peta jalan Indonesia Sehat 2045,” ujarnya.
Enam pilar tersebut meliputi:
-
Transformasi layanan kesehatan primer,
-
Transformasi layanan kesehatan rujukan,
-
Transformasi sistem ketahanan kesehatan,
-
Transformasi pembiayaan kesehatan,
-
Transformasi SDM kesehatan, dan
-
Transformasi teknologi kesehatan.
Menurutnya, keenam pilar ini menjadi fondasi bagi pembangunan kesehatan yang lebih inklusif dan merata, terutama di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdalam, terluar) yang masih memerlukan intervensi intensif.
Pemerataan Akses di Wilayah Pedalaman
Salah satu fokus penting Dinkes Kalteng adalah memperluas akses layanan kesehatan di wilayah pedalaman dan perbatasan, yang selama ini menghadapi hambatan geografis.
“Kami ingin masyarakat di DAS Barito, Katingan, dan wilayah pelosok lainnya mendapatkan layanan kesehatan yang sama baiknya dengan warga perkotaan,” jelas Kadinkes.
Program yang sedang diperkuat antara lain:
-
Penyediaan Puskesmas dengan layanan rawat inap,
-
Penempatan tenaga medis secara terpadu,
-
Pengoptimalan layanan kesehatan bergerak, termasuk flying health service di wilayah sulit akses,
-
Pemanfaatan telemedicine untuk konsultasi jarak jauh.

Baca juga: Empat Kegiatan Disdagperin Kalteng Dorong Pemberdayaan dan Kemandirian Pelaku Usaha
Penurunan Stunting dan Penyakit Menular
Dinkes Kalteng juga memprioritaskan upaya penurunan angka stunting dan pengendalian penyakit menular yang masih menjadi tantangan di beberapa kabupaten.
“Kita menargetkan prevalensi stunting terus turun hingga mendekati angka nasional. Intervensi spesifik dan sensitif harus diperkuat,” katanya.
Selain itu, kasus malaria, TBC, dan penyakit zoonosis juga menjadi perhatian khusus, mengingat kondisi geografis Kalteng yang rawan menjadi jalur penyebaran penyakit berbasis lingkungan.
Penguatan SDM dan Teknologi Kesehatan
Untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2045, Dinkes Kalteng menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM kesehatan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
“SDM harus adaptif, kompeten, dan siap menghadapi berbagai tantangan kesehatan ke depan. Kita juga dorong penggunaan teknologi dalam pencatatan, pelaporan, dan pelayanan,” tambahnya.
Implementasi teknologi digital, termasuk Satu Sehat dan integrasi rekam medis elektronik, sedang terus dimatangkan di rumah sakit maupun puskesmas.
Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Pusat
Dinas Kesehatan Kalteng menegaskan bahwa keberhasilan menuju Indonesia Sehat 2045 membutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, pusat, tenaga kesehatan, hingga masyarakat.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus bersinergi, karena kesehatan adalah fondasi pembangunan,” tegas Kadinkes.
Harapan Menuju Kalteng Sehat dan Indonesia Sehat
Menutup pemaparannya, Dinas Kesehatan Kalteng menyatakan optimisme bahwa target Indonesia Sehat 2045 dapat tercapai jika seluruh program berjalan konsisten dan terukur.
“Jika transformasi ini kita jalankan bersama dengan disiplin dan komitmen tinggi, Kalteng akan menjadi daerah yang kuat secara kesehatan, dan Indonesia Emas 2045 bukan lagi sekadar visi, tetapi kenyataan,” pungkasnya.















