Inews Nanga Bulik – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui penguatan sektor industri kecil dan menengah (IKM) serta pelaku usaha lokal. Hal ini diwujudkan melalui empat kegiatan strategis yang berfokus pada pemberdayaan, peningkatan kapasitas, dan kemandirian ekonomi masyarakat.
Kepala Disdagperin Kalteng, H. Aster Bonawati, S.E., M.M., menyebutkan bahwa keempat kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kerja prioritas tahun 2025, yang selaras dengan visi Pemerintah Provinsi untuk mewujudkan Kalteng yang Berdaya Saing, Maju, dan Mandiri.
1. Pelatihan Peningkatan Kualitas Produk IKM
Kegiatan pertama adalah pelatihan peningkatan kualitas produk IKM yang difokuskan pada peningkatan mutu, kemasan, dan daya saing produk lokal di pasar regional maupun nasional.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin agar pelaku IKM tidak hanya mampu menghasilkan produk yang berkualitas, tetapi juga memahami standar industri dan tren pasar modern,” ujar Aster Bonawati.
Peserta pelatihan terdiri dari pelaku IKM berbagai sektor, seperti makanan olahan, kerajinan, dan batik khas Kalteng. Kegiatan ini juga melibatkan narasumber dari akademisi dan praktisi industri kreatif untuk memberikan wawasan tentang inovasi produk dan strategi branding.
2. Fasilitasi Legalitas Usaha dan Sertifikasi Produk
Kegiatan kedua berfokus pada pendampingan legalitas usaha dan sertifikasi produk, yang dinilai krusial dalam membuka akses pasar yang lebih luas.
Menurut Aster, masih banyak pelaku usaha di Kalteng yang belum memiliki izin edar, Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat halal, maupun izin PIRT. Karena itu, Disdagperin bekerja sama dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, BPOM, dan Kemenperin untuk mempermudah proses sertifikasi.
“Dengan legalitas yang lengkap, produk IKM kita bisa masuk ke ritel modern, marketplace nasional, bahkan berpeluang ekspor. Ini menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi yang sesungguhnya,” jelasnya.
3. Pembinaan Wirausaha Baru (WUB) dan Inkubasi Bisnis
Kegiatan ketiga adalah program pembinaan wirausaha baru (WUB) yang dikombinasikan dengan inkubasi bisnis. Melalui kegiatan ini, peserta diberikan pelatihan kewirausahaan, manajemen keuangan, serta pendampingan dalam pengembangan model bisnis berkelanjutan.
Kepala Bidang Industri Disdagperin Kalteng, Siti Marlina, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya mencetak wirausaha baru, tetapi juga membantu mereka agar mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar.
“Kami ingin membentuk pelaku usaha yang tangguh dan mandiri. Setelah pelatihan, peserta akan mendapat pendampingan lanjutan selama enam bulan untuk memastikan bisnis mereka berjalan optimal,” ujarnya.
Selain itu, Disdagperin juga menggandeng perguruan tinggi dan lembaga keuangan daerah untuk mendukung akses permodalan serta digitalisasi usaha bagi peserta program WUB.

Baca juga: Kapolres Barito Timur Lantik PJU, Sejumlah Pejabat Bergeser
4. Promosi dan Pameran Produk Unggulan Daerah
Kegiatan keempat adalah promosi dan pameran produk unggulan daerah yang rutin digelar di tingkat provinsi maupun nasional. Pameran ini menjadi ajang penting bagi pelaku IKM untuk memperluas jaringan pasar sekaligus memperkenalkan kekayaan produk khas Kalteng.
“Melalui pameran, pelaku usaha dapat menjalin kemitraan baru, baik dengan investor maupun distributor. Ini juga cara efektif untuk membangun citra positif produk lokal di mata publik,” kata Aster.
Beberapa produk unggulan yang ditampilkan antara lain olahan rotan, kain tenun khas Dayak, produk herbal, serta makanan khas Kalteng yang kini mulai dilirik pasar luar daerah.
Dorong Ekonomi Daerah yang Tangguh dan Mandiri
Disdagperin Kalteng menegaskan bahwa keempat kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong ekonomi daerah yang inklusif dan tangguh. Melalui program pemberdayaan, pemerintah berupaya menciptakan pelaku usaha lokal yang tidak hanya produktif, tetapi juga berorientasi pada inovasi dan keberlanjutan.
“Pemerintah daerah terus mendukung pelaku usaha agar mampu mandiri dan berdaya saing tinggi. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mewujudkan ekonomi daerah yang kuat,” tutur Aster Bonawati.
Ia juga berharap agar para pelaku usaha di Kalteng semakin aktif memanfaatkan berbagai fasilitas pembinaan yang disediakan pemerintah, sehingga ke depan mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian daerah.
Penutup: Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan
Dengan pelaksanaan empat kegiatan utama ini, Disdagperin Kalteng menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekosistem usaha lokal, meningkatkan daya saing produk daerah, serta memperluas peluang ekonomi masyarakat.
“Semua program ini bermuara pada satu tujuan: menjadikan pelaku usaha Kalteng berdaya, berinovasi, dan mandiri,” pungkas Aster Bonawati.















