Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO
Berita  

Kembangkan Kuliner Disbudparpora Barito Timur Gelar Lomba Mangenta

BRIMO

Inews Nanga Bulik — Dalam upaya melestarikan budaya lokal sekaligus mengembangkan potensi kuliner tradisional, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Barito Timur menggelar Lomba Mangenta 2025, Selasa (28/10/2025), di halaman Kantor Disbudparpora, Tamiang Layang.

Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai kecamatan di Barito Timur, termasuk perwakilan kelompok masyarakat, sanggar budaya, dan komunitas perempuan desa. Lomba ini menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 yang diwarnai semangat menjaga warisan kuliner khas Dayak Ma’anyan.

“Kegiatan ini bukan hanya lomba memasak biasa, tapi bagian dari upaya nyata untuk melestarikan tradisi sekaligus mengangkat kuliner lokal menjadi daya tarik wisata,” ujar Kepala Disbudparpora Barito Timur, M. Yani, dalam sambutannya.

Mangenta, Simbol Gotong Royong dan Identitas Daerah

Mangenta merupakan tradisi masyarakat Dayak Ma’anyan yang menggambarkan kebersamaan dan syukur atas hasil panen. Dalam kegiatan ini, masyarakat secara bersama-sama menumbuk padi menjadi beras dan kemudian diolah menjadi makanan khas yang disebut sanganan mangenta.

“Mangenta bukan hanya makanan, tapi simbol gotong royong dan rasa syukur. Tradisi ini harus tetap dijaga agar generasi muda mengenal akar budaya mereka,” kata M. Yani.

Ia menambahkan, melalui lomba ini, Disbudparpora ingin memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada kaum muda agar tidak tergerus oleh modernisasi.

Ajang Kreativitas dan Inovasi Kuliner

Selain menonjolkan nilai budaya, lomba Mangenta juga menjadi ajang kreativitas para peserta dalam berinovasi mengolah bahan tradisional menjadi sajian yang menarik. Setiap peserta diminta menampilkan hasil olahan mereka dengan sentuhan modern, tanpa menghilangkan cita rasa khas Dayak Ma’anyan.

Salah satu peserta, Lina dari Kecamatan Pematang Karau, mengatakan dirinya merasa bangga bisa ikut berpartisipasi. “Kami membuat Mangenta dengan campuran kelapa parut dan gula merah. Rasanya manis, gurih, dan sangat khas. Semoga tradisi ini terus hidup di tengah masyarakat,” ujarnya.

Dewan juri lomba terdiri dari perwakilan TP-PKK Barito Timur, chef lokal, dan tokoh adat, yang menilai berdasarkan cita rasa, penyajian, dan keaslian bahan.

Disbudparpora Barito Timur
Disbudparpora Barito Timur

Baca juga: Peti Rugikan Negara dan Masyarakat, Pemkab Barito Timur Perketat Pengawasan

Mendorong Ekonomi Kreatif Berbasis Kuliner

M. Yani menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mendorong ekonomi kreatif daerah. Ia menilai kuliner khas Barito Timur memiliki peluang dikembangkan menjadi produk unggulan yang bernilai jual tinggi.

“Jika kuliner tradisional seperti Mangenta dikemas dengan baik, bisa menjadi daya tarik wisata sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat. Kami ingin para pelaku UMKM kuliner terinspirasi untuk mengangkat potensi lokal ke pasar yang lebih luas,” katanya.

Pemerintah daerah melalui Disbudparpora berencana melakukan pendampingan dan pelatihan lanjutan bagi kelompok kuliner desa, termasuk cara pengemasan, pemasaran digital, dan manajemen usaha kecil.

Antusiasme Masyarakat dan Harapan ke Depan

Lomba Mangenta mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Banyak warga yang hadir untuk menyaksikan jalannya kompetisi sambil menikmati berbagai makanan khas yang disajikan peserta.

Sementara itu, Asisten II Setda Barito Timur, Norhaini, yang turut membuka kegiatan secara resmi, mengapresiasi langkah Disbudparpora dalam menjaga kekayaan budaya daerah. “Tradisi seperti ini adalah warisan yang tak ternilai. Pemerintah kabupaten akan terus mendukung kegiatan budaya dan kuliner sebagai bagian dari pembangunan pariwisata daerah,” katanya.

Di akhir acara, panitia mengumumkan tiga pemenang utama lomba Mangenta, yang masing-masing menerima trofi dan hadiah pembinaan. Namun, bagi peserta, kemenangan bukanlah tujuan utama. “Yang penting kami bisa ikut melestarikan budaya,” tutur Lina sambil tersenyum.

Dengan semangat kebersamaan dan dukungan pemerintah, tradisi Mangenta kini bukan hanya menjadi simbol rasa syukur, tetapi juga inspirasi untuk mengembangkan kuliner khas Barito Timur sebagai warisan budaya yang hidup dan bernilai ekonomi tinggi.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *